Written by : Novy E.R.
Ada yang bilang,"Allah SWT itu ada di mana-mana.Apa kalau kangen sama Allah harus ke Mekkah - Madinah ?"
Memang Allah ada di mana-mana, bahkan Allah itu sedekat urat leher kita.
Seperti dalam firman Allah SWT dalam QS. Qoff : 16-17 yang artinya :
"Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qoff : 16 – 17)
Nah kalau mesti ke Mekkah - madinah entah untuk beribadah umroh maupun haji bagi yang mampu tidak ada masalah soal materi, tapi bagaimana dengan kaum miskin, jadi tidak sempurna dong keislamannya ?
Kata siapa orang yang pergi umroh atau haji mesti orang yang mampu secara materi? Masih banyak orang yang tidak mampu akan tetapi berkah niatnya yang tulus ditambah dengan usaha dan kerja kerasnya akhirnya Allah SWT berkenan memanggilnya untuk bertemu di Tanah Haram dan Tanah Halal dengan jalanNYA yang tidak pernah disangka-sangka.
Ada tukang jamu yang penghasilannya pas-pasan, ada tukang becak, ada
pemulung tapi karena niat dan usahanya yang gigih akhirnya jalan menuju ke Baitullah terbuka lebar. Subhanallah.
Bahkan ada dari segi kesehatan okay, dari keuangan dan harta benda juga lebih-lebih tatapi karena niatnya yang kurang lurus menghadap Allah, akhirnya hanya karena ada satu hal yang belum tentu kebenarannya mengundurkan diri dari niatnya melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Astaqfirullah.
Menuju Baitullah, itu adalah panggilan Allah dari tiga jenis panggilan. Yang pertama panggilan saat mau sholat, ada adzan memanggilnya. Panggilan berikutnya adalah menuju alam keabadian alias kematian.
Dan panggilan yang ketiga adalah panggilan hati menuju Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
Haji adalah ibadah wajib dalam Rukun ISlam yang kelima.
Karena di Indonesia sistem pelayanan haji regular masih menunggu lama dalam jeda waktu 10-15 tahun, haji plus jeda antri 5-7 tahun, so pilihan utnuk berkunjung ke Baitullah yang melalui umroh. Umroh pun bila musim seperti Ramadhan juga banyak sekali jamaah yang ingin khusyuk beribadah ke sana.
Sebenarnya untuk bertemu Allah memang tidak harus ke Kabah dan sekitarnya, tapi di Jazirah Arab kita berkunjung (ziarah) karena ke pusat sejarah Agama Islam, berziarah ke makam nabi bukan untuk tujuan sirik. MEneladani perjuangan Ibu Siti Hajar yang wira wiri dalam perjalanan Sa'i (Shafa - Marwah), melihat KAbah dan sholat langsung di hadapanNYA. Subhanallah, nikmat dan syahdu. Beda dengan di Indonesia. Di Tanah Haram & Halal sana ibadah benar-benar fokus. Ibadah sholat, ngaji, dzikir atau tafakur benar-benar lain dari yang lain. Ya sebuah perjalanan wisata paling nikmat. Seperti saya bilang di postingan saya bulan Mei 2014 yang baru lalu , perjalanan wisata ke Bali biasa saja (banyak melihat maksiat, orang-orang/bule telanjang, Naudzubillah min dzalik). Ke Singapura ya hanya gitu-gitu saja.
Tapi berkunjung Tanah Suci tidak bisa diukur secara lahiriah saja.
Di Indonesia sholat wajib saja terkadang masih buru-buru, sholat sunnah kalau ingat, ke masjid juga tidak setiap saat.
Sekarang mau ke Baitullah tinggal :
1. Luruskan niat
2. Sempurnakan ikhtiar
3. Tawakal (pasrah) pada Allah semata
Facebook : Novy E.R.
twitter : @NovyWriter
@25062014 11:48 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar