AGAR HAJI DAN UMROH BUKAN SEKEDAR WISATA. Di sini akan disajikan berbagai informasi mengenai haji dan umroh.Dengan artikel menarik yang berkaitan manasik ibadah haji dan umroh, bahasa Arab (percakapan) dan juga yang berkaitan dengan ilmu Agama Islam lainnya guna meningkatkan iman dan taqwa kita pada Allah SWT. Syukron wa Afwan. @NovywritER
Selasa, 26 Februari 2013
HIKMAH IBADAH HAJI
1. Kepergian untuk menunaikan ibadah haji. Itu mengingatkan bahwa kita itu sedang berpergian menuju Allah dan kampung akhirat. Saat kita bepergian maka kita meninggalkan orang-orang yang kita cintai, meninggalkan anak-istri dan kampung halaman. Maka demikian pula perjalanan menuju kampung akhirat.
2. Orang yang berpergian dalam rangka berhaji tentu menyiapkan bekal yang cukup. Sehingga bisa sampai di tanah suci. Hal ini mengingatkan kita supaya menyiapkan bekal yang cukup dalam perjalanan menuju Allah. Allah berfirman yang artinya,”Dan hendaklah kalian berbekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.”(QS. Al Baqarah : 197)
3. Bepergian secara umum adalah satu bagian dari siksa Allah. Maka bepergian menuju akhirat adalah demikian bahkan jauh lebih sulit mengingat di hadapan seorang manusia yang hendak menuju kampung akhirat terdapat sakaratul maut, kematian, kubur, bangkit darikubur, perhitungan amal, penimbangan amal, meniti shiroth kemudian ada dua pilihan surga ataukah neraka. Oleh karenanya, orang yang berbahagia adalah orang yang diselamatkan Allah.
4. Ketika memakai ihranm maka hendaknya kita tidak teringat kecuali bahwa kain ihram ini adalah yang akan menjadi kain kafan kita, Jika hal ini bisa kita lakukan maka ini merupakan moticasi agar tidak melakukan dosa dan kemaksiatan. Orang yang hendak memakai akaian ihram harus melepas pakaian yang biasa dikenakan. Oleh kaena itu, orang yang hendak berhaji atau orang yangakan berhaji hendaknay menanggalkan berbagai dosa. Kain ihram ituterdiri dari dua lembar kain yang berwarna putih bersih, oleh karena itu hendaknay hati dan anggota badan seorang calon haji itu bersih tidak ternodai kegelapan dosa dan kemaksiatan.
5. Ketika sampai di miqa, maka orang yang hendak berhaji mengucapkan Labbaik Allahumma Labaik yang artinya aku penuhi panggilanMu, Ya Allah. Jika kita meresapi makna kalimat ini yaitu memnuhi panggilan Allah, maka mengapa kita masih mempertahankan dosa yang kita lakukan dan tidak menyambut seruan Allah untuk meninggalkannya sehingga perbuatan kitapun mengatakan Labaik Allahumma Labaik dalam artian aku penuhi laranganMu untukku Ya Allah dan inilah waktu yang tepat untuk meninggalkannya.
6. Ketika berihram maka semua larangan ihram harus ditinggalkan dan menyibukkan diri dengan dzikir dan talbiyah. Ini merupakan potert kondisi yang sepatutnya dimiliki oleh seorang Muslim. Dalam kegiatan ini ada pendidikan dan pembiasaan utnuk mewujudkan potert di atas. Maka orang yang sedang membiasakan dan mendidik dirinay untukmeninggalkan berbagai hal yang pada asalnya diperbolehkan namun Allah haramkah masih saja dilanggar di setiap tempat dan waktu?
7. Memasuki masjidil Haram yang merupakan tempat penuh keamanan tempat penuh keamanan bagi seluruh manusia itu mengingatkan kita dengan rasa aman pada hari kiamat. Sesungguhnya rasa aman pada hari kiamat hanya bisa didapatkan dengan usaha penuh jerih payah. Faktor terpenting yang menyebabkan seorang manusia akan mendapatkan rasa aman pada hari kiamat adalah tauhid dan meninggalkan berbagai kemusyrikan.
Tentang hal ini Allah berfirman yang artinya :”Orang-orang yang beriman dan tidak menodai imannya dengan kesyirikan maka untuk merasa aman, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” (QS. Al An’an : 1)
8. Ibadah Thawaf mengingatkan kita kepada Nabi Ibrahim yang membangun Ka’bah supaya menjadi tempat berkumpul dan penuh rasa aman bagi seluruh manusia. Sesungguhnya Nabi Ibrahim sudah mengajak seluruh manusia untuk berhaji ke Ka’bah. Demikian pula Nabi kita Muhammad SAW mengajak seluruh manusia untuk menuju rumah Allah ini. Nabi Musa, Yunus dan Isa juga berhaji ke Ka’bah. Jadi Ka’bah merupakan simbol dan tempat bertemu para Nabi. Bagaimana tidak, padahal Allah telah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun dan memuliakannya.
9. Minum air zam-zam mengingatkan dengan nikmat yang Allah berikan kepada seluruh manusia dengan air zam-zam yang penuh dengan berkah ini. Air ini sudah diminum berjuta-juta manusia dalam kurun waktu yang sangat lama dan tidak habis sampai dengan detik ini. Dianjurkan untuk berdoa pada saat hendak minum air zamzam, karena Nabi menginformasikan dalam haditsnya, ”Sesungguhnya air zam-zam itu sebagaimana niat orang yang meminumnya.” (HR. Ibnuy Majah No. 3062 dan achmad No. 14435). Hadits ini berstatus hasan, dihasankan oleh ibnu Qayyim dalam Zad al-Ma’ad.
10. Sa’i antara Shofa dan Marwah mengingatkan kita dengan Hajar, ibu Ismail dan istri Ibrahim, khalilullah dalam menghadapi ujian. Kita ingat bagaimana beliau mondar-mandir antara Shofa dan Marwah dalam rangka mencar penolong yang akan menyelamatkan beliau dan ujian yang menimpa atau terutama mencari seteguk air untuk anaknya yang masih kecil, yaitu Ismail. Jika seorang wanita bisa bersabar menghadapi cobaan ini dan memohon perlindungan kepada Rabbnya maka seorang laki-laki tentu layak melakukannya. Seorang laki-laki hendaknya mengingat bagaimanakah kesungguhan dan kesabaran seorang wanita yang bernama Hajar. Dengan mengingat hal ini maka cobaan yang kita lami akan terasa lebih ringan. Seorang wanita juga perlu mengingat kesabaran Hajar yang juga seorang wanita. Dengan mengingat hal ini maka berbagai musibah yang menimpa akan terasa ringan.
11. Wuquf di Arafah mengingatkan kita dengan berdesak-desaknya seluruh makhluk pada hari Maqsar. Jika orang yang berhaji itu merasakan lelah yang luar biasa karena berdesak-desakan dengan ribuan orang maka bagaimana dengan berdesak-desaknya seluruh makhluk pada hari kiamat dalam keadaan tiak beralas kaki, tidak berlapis kain, dan tidak berkhitan dan pada hari itu kita akan berdiri selama 50 ribu tahun.
12. Aktivitas melempar jumrah akan membiasakan seorang Muslim untuk melaksanakan ketaatan meskipun tidak mengetahui hikmah dan manfaat melempar jumrah tersebut dan tidak mampu menemukan sebab ditetapkannya syariat ini. Dengan melakukan hal ini maka nampaklah penghambaan yang murni kepada Allah.
13. Menyembelih Hadyu (qurban pada saat haji) mengingatkan kita dnegan sebuah peristiwa monumental yang diperankan oleh Nabi Ibrahim yangmenyembelih anaknya Ismail yang masih belia sesudah menginjak usia muda dan membantu ibunya bekrja semata-mata karena melaksanakan perintah Allah. Hal ini menujukkan tidak ada toleransi bagi perasaan yang menyelisihi perintah allah dan larangannya. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk menyambut semua perintah Allah dengan berkata sebagaimana perkataan Ismail, ”Wahai ayahku lakukanlah yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah akankau dapatii aku termasuk orang-orang yang bersabar.” (QS. As Shaffat : 102)
14. Setelah melakukan tahallul sehingga segala yang ALlah haramkan menjadi manfaat kesadaran, danm sesungguhnya sesudah kesulitan itu terdapat kemudahan. Sesungguhnya menfaat orang yang menyambut perintah Allah adalah kebahagiaan dan kegembiraan. Kebahagiaan ini tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang sudah merasakan manisnya ketaatan semisal rasa egmbira yang saat berbuka atau orang yang sholat di akhir sesudah menyelesaikannya.
15. Jiika rangkaian manasik haji sudah berakhir dan seluruhnya dikerjakan sesuai daerah ketentuan Allah dan dilaksanakan dengan sesempurna mungkin, maka kiat berharap kepada Allah agar mengampuni seluruh dosa-dosa kita
16. Sesudah pulang ke tanah air sehingga bisa bertemu dengan istri dan anak maka akan timbul rasa bahagia karena pertemuan tersebut. Hal ini mengingatkan kita dengan rasa gembira yangluar biasa karena bertemu dengankeluarga dalam surga dan kita menyadari bahwa kerugian yang sejati adalah kerugian pada diri dankeluarga pada hari kiamat nanti. Allah berfirman yang artinya, ”Katakanlah sesunguhnya orang-orang yangmerugi adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan keluarganya pada harikiamat. Ingatlah hal tersebut adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15) Kita memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk melaksanakan ketaatan dan bisa sampai di Ka’bah rumahNya serta bisa melaksanakan berbagai hal yang diwajibkan olehNya.
Oleh : Novy ER
(dari berbagai sumber)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar